Monday 16 September 2013

Fotografi Monokrom

“When you photograph people in color, you photograph their clothes. But when you photograph people in Black and white, you photograph their souls.” -- Ted Grant.

Kutipan diatas mewakili semangat saya untuk lebih dalam mempelajari teknik memotret BW. Itulah mengapa hampir semua pameran fotografi saya baik tunggal maupun kolektif, semua presentasi akademik sewaktu saya masih kuliah di sekolah seni, kebanyakan memakai foto hitam-putih. Saya jatuh cinta dengan fotografi monokrom yang menggabungkan hitam dan putih dalam sebuah kontinum, memproduksi nuansa abu-abu. Fotografi ini mewakili semua aspek idealisme saya bahwa tiada di dunia ini yang serta-merta hitam atau putih. Semuanya abu-abu. Anti-Hero. Abu-abu adalah kejujuran mutlak diatas semua kemunafikan yang diklaim oleh hitam atau putih. Hitam bukanlah warna. Dia terlalu kompleks. Putih terlalu tamak -- dia adalah gabungan dari semua unsur warna. Abu-abu berdiri diantaranya.

Sedikit preview atas karya-karya saya yang saya ikutkan dalam kompetisi hore "31 Hari Memotret" yang diadakan oleh UKM Fotografi Universitas Sanata Dharma "Lens Club":


Memento Mori
We Own the Night
Food Anthem
To Whom It May Concern
Why Do I Love Black: It's Not a Color 
Comfort Zone
Drip Drop Teardrop
Dryggdrasil
Death Moves in Silence 
Photosensitive Ganglion Cells 
Blood
Slim, Laceless, Straps, Original
The Princess Wears Silver Armor
Hot One
Crystaline
Om Mani Padme Hum

Enjoy the photographs.
Salam!

NB: Jika ingin menggunakan foto-foto diatas, monggo silakan. Tapi ingat ya kita punya lisensi Creative Commons. Tidak perlu menyantumkan nama saya. Just acknowledge the fact that those photographs are mine.



No comments:

Post a Comment