“When you photograph people in
color, you photograph their clothes. But when you photograph people in Black
and white, you photograph their souls.” -- Ted Grant.
Kutipan diatas mewakili semangat
saya untuk lebih dalam mempelajari teknik memotret BW. Itulah mengapa hampir
semua pameran fotografi saya baik tunggal maupun kolektif, semua presentasi
akademik sewaktu saya masih kuliah di sekolah seni, kebanyakan memakai foto
hitam-putih. Saya jatuh cinta dengan fotografi monokrom yang menggabungkan hitam
dan putih dalam sebuah kontinum, memproduksi nuansa abu-abu. Fotografi ini
mewakili semua aspek idealisme saya bahwa tiada di dunia ini yang serta-merta
hitam atau putih. Semuanya abu-abu. Anti-Hero. Abu-abu adalah kejujuran mutlak
diatas semua kemunafikan yang diklaim oleh hitam atau putih. Hitam bukanlah
warna. Dia terlalu kompleks. Putih terlalu tamak -- dia adalah gabungan dari
semua unsur warna. Abu-abu berdiri diantaranya.
Sedikit preview atas karya-karya
saya yang saya ikutkan dalam kompetisi hore "31 Hari Memotret" yang
diadakan oleh UKM Fotografi Universitas Sanata Dharma "Lens Club":
![]() |
Memento Mori |
![]() |
We Own the Night |
![]() |
Food Anthem |
![]() |
To Whom It May Concern |
![]() |
Why Do I Love Black: It's Not a Color |
![]() |
Comfort Zone |
![]() |
Drip Drop Teardrop |
![]() |
Dryggdrasil |
![]() |
Death Moves in Silence |
![]() |
Photosensitive Ganglion Cells |
![]() |
Blood |
![]() |
Slim, Laceless, Straps, Original |
![]() |
The Princess Wears Silver Armor |
![]() |
Hot One |
![]() |
Crystaline |
![]() |
Om Mani Padme Hum |
Enjoy the photographs.
Salam!
NB: Jika ingin menggunakan foto-foto diatas, monggo silakan. Tapi ingat ya kita punya lisensi Creative Commons. Tidak perlu menyantumkan nama saya. Just acknowledge the fact that those photographs are mine.
No comments:
Post a Comment